Itulah Saudariku, Tiada Malam Tanpa Bermunajat
Itulah Saudariku, Tiada Malam Tanpa Bermunajat

Itulah Saudariku, Tiada Malam Tanpa Bermunajat

Seorang pernah bercerita bahwa suatu malam ia bepergian ke Yaman. Sampai di pertengahan jalan ia berjumpa dengan seorang anak tengah menyenandungkan syair. Ia mendengar anak tadi berkata,


مليك في السماء به افتخاري             عزيز القدر ليس به خفاءُ

“Wahai Dzat yang merajai yang berada di langit, kepada-Nya lah aku meluapkan kebutuhanku. Wahai Dzat yang mulia yang tiada satupun yang tersembunyi dari-Nya.”

---

Ia pun mendekat dan mengucapkan salam. Bocah tadi berkata, Aku tidak akan menjawab salammu sampai engkau menunaikan kewajibanmu atasku.. 

Ia pun terheran dan menjawab,

“Apa hakmu terhadapku?”

Sang bocah pun menjawab,

Aku adalah seorang muslim. Hari ini aku belum sarapan dan makan malam. Setiap malam aku harus berjalan satu atau dua mil untuk mencari seorang tamu terlebih dahulu.”

---

Ia pun mengiyakan permintaan sang bocah dan membersamainya pergi ke sebuah kemah menjumpai seorang wanita yang ternyata saudarinya. Usai mengucapkan salam ke kemah, suara saudarinya menyahut,

“Sebentar, aku hendak bersyukur kepada Rabbku terlebih dahulu yang telah menganugerahkan seorang tamu di hari ini.”

Keduanya pun menyambut sang laki-laki dengan hidangan seekor kambing muda. Sesekali sang laki-laki mencuri pandang karena terpana dengan keelokan sang wanita. Hingga sang wanita menegurnya,

“Tidakkah kau pernah mendengar bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda, sesungguhnya zina mata adalah dengan pandangan. Ini sebagai teguran agar kau tidak mengulangi yang semisal itu.”

--- 

Saat malam menjelang, ia mendengar samar-samar suara bacaan Al Quran yang indah dari dalam tenda. Ia pun bertanya kepada sang bocah,

“Suara siapa tadi malam?”

“Itu suara saudarku yang saban hari menghidupkan malam hingga pagi menjelang.”

“Bukankah seharusnya kamu yang masih kuat seperti ini yang berbuat demikian.”

“Sungguh, ada di antara hamba-Nya yang diberikan taufik dan ada yang tetap berada dalam kelalaian.”



(Disarikan dari buku “Alfu Qisshah wa Qisshah min Qishashi al Shaalihiin was Shaalihat” karya Hani Hajj)

Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis

Jum’at, 19 Jumadil Awwal 1443 H / 24 Desember 2021

Follow dan support akun kami :

🌏 Web     : https://lorongfaradisa.or.id/

                   : http://syafiqrizabasalamah.com/

🖥 Youtube     : https://www.youtube.com/LorongFaradisa

🌐 Telegram     : https://t.me/lorongfaradisaofficial

📱 Instagram     : https://www.instagram.com/elfadis__/

📘 Facebook     : https://www.facebook.com/lorongfaradisa

___

Share agar lebih bermanfaat