Pertanyaan
Bismillah. Assalamualaikum
ustadz. Afwan sebelumnya mengganggu. Saya dan suami saya butuh nasehat dari
ustadz bagaimana seharusnya bersikap. Begini ustadz saat ini saya menjalani RTT
sebagai istri kedua yg bru menikah 4bln. Kondisi kmi menikah awalnya ingin
restu dari istri pertama Qadarullaah bliau blum mau menerima ,tapi suami sudah takut terfitnah kedepannya mka
mengambil keputusan pada akhirnya kmi menikah siri lebih dahulu tnpa memberikan
kbar kepada istri pertama .
Sudah satu
minggu ini istri pertama mengetahui klo kmi sudah menikah n beliau shock juga
histeris kata suami saya, beliau sempat
mau bunuh diri ketika suami dimesjid lalu mengirimkan foto memegang golok
sembari mengancam suami. Kadang juga berbicara sendiri menangis kencang
teriak2.
Selebihnya
normal, tpi jika suami tinggalkan sbntr untuk kerja beliau begitu kembali.
suami berusaha menenangkan trs n memberikan pengertian kpda beliau dgn sabar n
lembut . Oh ia ustadz sblumnya ibu mertua dari suami sudah diberitahu jika kmi
sudah menikah n beliau Alhamdulillah mendukung menerima saya.
Tpi sejak
kejadian istri pertama yg naik turun keadaannya, ibu mertua menjadi tak tega
sehingga ikut mendukung istri pertama yg sejak awal meminta saya diceraikan.
Saat ini keadaan ibu
mertua merasa sakit dan akan trus sakit katanya jika suami tidak menceraikan
saya.
Suami saya pun bimbang. Saya mohon
nasehat dari ustadz untuk suami dan diri saya harus bagaimna, Krena jujur saya
tak ingin diceraikan tnpa unsur syari.
Mohon kiranya ustadz
dpt memberikan masukan kpada kami, saya tak ingin suami berbuat dzalim kepada
saya ,krena balasan diakhirat nantinya untuk beliau akan berat.
Sedangkan ibu mertua terus menekankan ridho orang tua ridho Allaah. Itu membuat suami saya ikut bingung dan tak tega.
Mohon
bantuannya ustadz. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan Jazakallahu khoyrn
Jawaban
Walaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah, shalawat dan salam bagi Rasulullah, keluarga
dan shahabatnya. Amma ba’du.
Semoga Allah taala memudahkan urusan ukhti dan keluarganya dan diberikan jalan terbaik yang diridai-Nya. Semoga poin-poin berikut bisa menjadi pelita cahaya yang menghilangkan gelap masalah,
1.
Allah taala
mensyari’atkan poligami (taaddud) bahkan memerintahkannya, menunjukkan
bahwa poligami adalah syariat yang membawa kebaikan bagi suami, istri pertama, istri kedua, bahkan bagi keluarga besarnya. Hanya saja kita
terkadang mengedapankan ego dan pandangan orang lain, sehingga membutakan kita
dari hikmah yang Allah taala hadirkan pada syariat poligami.
2.
Suami harus bersikap
tegas, bahwa ia tidak akan menceraikan istri yang pertama ataupun yang kedua,
karena kedua istrinya sudah memiliki hak yang sama dan suami sebagai kepala
rumah tangga memiliki kewajiban yang seimbang terhadap keduanya.
3.
Mari kita perhatikan
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama berikut ini,
لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تَسْأَلُ طَلَاقَ أُخْتِهَا لِتَسْتَفْرِغَ صَحْفَتَهَا
“Tidak halal
(diharamkan) bagi seorang perempuan meminta seorang suami menceraikan
saudarinya (istrinya) agar hanya ia sendiri yang menjadi istrinya.” (HR Bukhari 5152)
Larangan hadis
ini berlaku bagi seorang wanita yang meminta seorang laki-laki menceraikan
istrinya dahulu agar menikah dengannya. Dan berlaku pula pada istri pertama
yang meminta suaminya untuk menceraikan istri yang
kedua.
4. Perlu suami
pahami bahwa ketika ia menikah lagi, maka istri pertama pasti akan merasakan
kehilangan atau takut kehilangan orang yang paling ia cintai. Maka hendaklah suami
pintar-pintar dalam bersikap, seperti memberikan istri pertama hadiah-hadiah
yang ia sukai, mengajak ia berbelanja atau berwisata. Berikan kepadanya
keamanan dan keyakinan bahwa aku tetap milikmu dan aku akan semakin cinta
dan sayang padamu.
Saya pernah baca sebuah buku, bercerita tentang seorang
laki-laki terkenal berpoligami. Justru istrinya mengetahui suaminya telah berpoligami dari
sikap ia yang semakin baik pada istri pertamanya. Hasilnya, ia dicarikan istri ketiga oleh istri pertama. Yakinlah, syariat Allah taala seperti awan yang menutupi terik matahari; sebentar lagi akan menurunkan hujan yang
menghijaukan bumi dan memekarkan bunga-bunga. Semoga Allah taala menjadikan kehidupan ukhti sekeluarga
menjadi penuh bunga-bunga. Aamiin