PERCAYA DIRI
PERCAYA DIRI
    Umat Islam akhir-akhir ini diterpa dengan krisis identitas. Bukan dari kelompok di luar Islam, melainkan justru datang dari orang-orang yang mendaku dirinya sebagai muslim. Kalimat-kalimat manis di balik dalih toleransi, selalu menjadi barang dagangan orang-orang yang memiliki banyak penyakit di dalam hatinya.

Bedakan Krisis Identitas dan Toleransi

    Banyak orang yang tidak memahami dua ungkapan di atas. Seorang berdalih telah bertoleransi, padahal ia menjadikan dirinya menjadi sosok yang tidak memiliki identitas di depan orang atau agama lain. Padahal Allah dan Rasul-Nya sudah mengajarkan bahwa seorang muslim hendaknya memiliki ketegasan dengan identitas mereka sebagai seorang yang beriman.

    Kepercayaan diri dengan prinsip-prinsip Islam akan menjadikan seorang lebih bahagia dalam menjalani hidup. Karena ia tidak perlu sembunyi-sembunyi ketika menampakkan jati diri dan tidak perlu memakai standar orang lain untuk ia menjalani kehidupannya.


Keburukan Terjadi karena Kesalahan Diri

    Menyalahkan orang lain atas keburukan yang menimpa bukan sikap yang dibenarkan. Terlebih hal tersebut disebabkan banyaknya kemaksiatan yang banyak dilakukan. Allah azza wajalla berfirman (yang artinya),

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum : 41).

    Sekalipun memang benar, kesalahan tersebut berasal dari orang lain, maka memendamnya dalam jangka waktu yang cukup lama akan menjadikan diri tersiksa dengan kesedihan. Maafkan, meski sulit tapi setidaknya dengannya hati menjadi tenang.

Dipublikasikan Tim Ilmiah Elfadis

Kamis, 20 Safar 1442 Hijriyah - 8 Oktober 2020