MENGENAL IMAN
MENGENAL IMAN

PRAKATA

Syaikh As Sa’diy rahimahullah berkata, “Sebab yang paling agung dan paling mendasar yang dapat menyebabkan manusia memperoleh kebahagiaan, adalah iman dan amalan sholih”.  Kemudian beliau membawakan Firman Allah Ta’ala: (Yang artinya): Barang siapa yang beramal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan, dan dia adalah seorang yang beriman, maka Kami akan memberikan kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik, dari pada apa yang telah mereka kerjakan.”(An Nahl : 97)


Kemudian beliau mengatakan, “Allah ta’ala telah mengkhabarkan dan menjanjikan bagi orang yang menggabungkan antara iman dan amalan sholeh, bahwa mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan balasan yang lebih baik ketika di dunia maupun kelak di alam yang abadi (kampung akhirat)” (Al Wasailul Mufidah Lil Hayyatis Sa’iidah)


TINGKATAN IMAN

Iman itu leih dari 70 cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat: “Laa ilaaha Ilallaah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.

Rukun Iman ada enam, yaitu:

1. Iman kepada Allah.

2. Iman kepada para Malaikat-Nya.

3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.

4. Iman kepada para Rasul-Nya.

5. Iman kepada hari Akhirat, dan

6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar: takdir, ketentuan ilahi. Yaitu: Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam alam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Azza wa Jalla).

Dalil keenam rukun ini, Firman Allah Ta’ala:

Yang artinya: “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Surah Al-Baqarah: 177)

 Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِینَ ٱتَّقَوا۟ وَّٱلَّذِینَ هُم مُّحۡسِنُونَ

Yang artinya: ”Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Surah An-Nahl: 128)

Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis

Selasa, 08 Rabiul Akhir 1442 H / 24 November 2020

.Follow dan support akun kami :

🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/

🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa

🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial

📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__

📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.

___

Share agar lebih bermanfaat