HUKUM DOA QUNUT SHUBUH
HUKUM DOA QUNUT SHUBUH

Pertanyaan

Mau tanya ustad apakah sholat subuh sy tdk pkai doa kunud dtmpt msjid sllu doa kunud bgai manakah sy hrus menyikapinya sy bru hijrah.

(Muhammad Arifin)


Jawaban

    Segala pujian hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba’du

    Sejatinya permasalahan qunut shubuh adalah permasalahan yang para ulama berbeda pendapat tentangnya sejak dahulu kala. Maka, sebagai awam tidak perlu untuk memusingkan perbedaan yang terjadi dan cukup memilih satu pendapat yang menurutnya bersesuaian dengan kebenaran.

    Adapun jika penanya beranggapan disunnahkan untuk qunut shubuh, maka jawaban atas pertanyaan di atas cukup jelas. Akan tetapi jika penanya mengambil pendapat yang tidak disunnahkan untuk qunut shubuh maka jawaban Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu terkait sikap makmum yang mengambil tidak qunut sementara imam berdiri qunut adalah tepat,

ثم إذا كان الإنسان مأموماً هل يتابع هذا الإمام فيرفع يديه ويؤمن معه، أم يرسل يديه على جنبيه؟ * والجواب على ذلك أن نقول: بل يؤمن على دعاء الإمام ويرفع يديه تبعاً للإمام خوفاً من المخالفة. وقد نص الإمام أحمد رحمه الله على أن الرجل إذا ائتم برجل يقنت في صلاة الفجر، فإنه يتابعه ويؤمن على دعائه، مع أن الإمام أحمد رحمه الله لا يرى مشروعية القنوت في صلاة الفجر في المشهور عنه، لكنه رحمه الله رخص في ذلك؛ أي في متابعة الإمام الذي يقنت في صلاة الفجر خوفاً من الخلاف الذي قد يحدث معه اختلاف القلوب. 

“Kemudian, jika seseorang menjadi makmum (dan berpendapat tidak qunut -pent) apakah mengikuti Imam dan mengangkat tangan untuk mengaminkan? Atau tidak mengangkat tangan? Maka kami katakana, ia tetap mengangkat tangan dan mengaminkan doa imam, supaya tidak terjadi perselisihan. Imam Ahmad rahimahullahu dalam salah satu riwayat menyebutkan bahwa jika seorang menjadi makmum bagi orang lain yang berpandangan tentang sunnahnya qunut, ia hendaknya mengangkat tangan dan mengaminkan doa qunut Imam. Padahal Imam Ahmad adalah yang berpendapat tidak disyariatkan qunut shubuh. Akan tetapi beliau rahimahullahu memberi keringanan atas pendapatnya dengan tetap menganjurkan untuk ikut qunut bersama Imam supaya tidak ada perpecahan karena perselisihan hati.” (sumber tulisan : http://iswy.co/e3rvc)

    Wallahu a’lam


Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis

Senin, 28 Rabiul Akhir 1442 H / 14 Desember 2020

Follow dan support akun kami :

🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/

🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa

🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial

📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__

📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.

___

Share agar lebih bermanfaat